Pesan moral yang terkandung pada Cerita malin kundang
Friday, May 31, 2019
Malin kundang ialah cerita rakyat yang berasal dari indonesia yang menceritakan kisah tentang keluarga miskin yang hidup disekitar pelabuhan dan mempunyai anak yang masih sangat kecil sekali bernama malin kundang.
Keluarga tersebut hidup sangat berkecukupan ibunya hanya bekerja bermodalkan kuli panggul dan bapak nya menjadi anak buah kapal tetapi sudah bertahun-tahun bapaknya tidak pernah pulang bertemu dengan keluarganya.
Setelah kejadian itu ibunya yang cuma kerja sendiri menafkahi anaknya, setelah cukup dewasa anaknya malin kundang merasa kasihan dengan ibunya karena bekerja sendirian mencari uang, lalu malin kundang memutuskan untuk mencari kerja membantu ibunya dan akhirnya bekerja menjadi anak buah kapal menjelajahi samudra untuk menjual rempah-rempah.
Telah sekian lama anaknya bekerja namun belum juga ada kabar, ibunya masih sangat berharap malin kundang akan datang dan memeluk dirinya.
Tahun-tahun telah berlalu namun ibunya kini sudah menjadi renta dan bertambah tua karena termakan usia.
Tak lepas itu tiba-tiba ada seorang kapal besar yang berlabuh diduduki oleh seseorang yang kaya raya menjual berbagai macam dagangan.
Ternyata tak disangka-sangka itulah si anak malin kundang , tetapi setelah menjadi kaya malin kundang tidak mau mengakui ibunya karena dia merasa malu dengan istrinya karena mempunyai ibu yang tua dan kotor.
Setelah peristiwa menyakitkan yang menimpa ibunya itu kemudian ia berdoa kepada agar anaknya diberi pelajaran karena sudah durhaka kepada orang tua dan akhirnya dikutuklah malin kundang menjadi batu.
Keluarga tersebut hidup sangat berkecukupan ibunya hanya bekerja bermodalkan kuli panggul dan bapak nya menjadi anak buah kapal tetapi sudah bertahun-tahun bapaknya tidak pernah pulang bertemu dengan keluarganya.
Setelah kejadian itu ibunya yang cuma kerja sendiri menafkahi anaknya, setelah cukup dewasa anaknya malin kundang merasa kasihan dengan ibunya karena bekerja sendirian mencari uang, lalu malin kundang memutuskan untuk mencari kerja membantu ibunya dan akhirnya bekerja menjadi anak buah kapal menjelajahi samudra untuk menjual rempah-rempah.
Telah sekian lama anaknya bekerja namun belum juga ada kabar, ibunya masih sangat berharap malin kundang akan datang dan memeluk dirinya.
Tahun-tahun telah berlalu namun ibunya kini sudah menjadi renta dan bertambah tua karena termakan usia.
Tak lepas itu tiba-tiba ada seorang kapal besar yang berlabuh diduduki oleh seseorang yang kaya raya menjual berbagai macam dagangan.
Ternyata tak disangka-sangka itulah si anak malin kundang , tetapi setelah menjadi kaya malin kundang tidak mau mengakui ibunya karena dia merasa malu dengan istrinya karena mempunyai ibu yang tua dan kotor.
Setelah peristiwa menyakitkan yang menimpa ibunya itu kemudian ia berdoa kepada agar anaknya diberi pelajaran karena sudah durhaka kepada orang tua dan akhirnya dikutuklah malin kundang menjadi batu.
Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita malin kundang diantaranya yaitu:
1. Jangan pernah durhaka kepada orang tua
Durhaka terhadap orang tua merupakan sikap yang sangat buruk dan harus segera dihindari.
Setiap orang tua pasti sudah memberikan yang terbaik bagi anaknya, jadi kita sebagai seorang anak harus selalu menghargai jasa orang tua kita dan tidak boleh membatah segala perkataan orang tua,turuti segala perkataanya dan jangan sesekali berkata yang dapat menyakiti orang tua apalagi memperlakukan orang tua secara kasar.
Yang dikisahkan di cerita malin kundang ini Malin kundang tidak mau mengakui ibunya dan melalukan sikap yang sangat tidak pantas kepada sang ibu padahal ibunya sangat ingin bertemu denganya dengan begitu ibunya berdoa kepada tuhan agar anaknya dikutuk menjadi batu dan akhirnya dikutuklah malin menjadi batu.
2. Jangan pernah melupakan jasa orang tua
Setiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anaknya. Walaupun belum memberikan yang lebih tetapi perjuangan ibu untuk membahagiakan anaknya sangat-sangatlah besar sekali. Seperti yang diceritakan malin kundang jasa ibunya sangat besar sekali kepada anaknya, ibunya rela bekerja membanting tulang menjadi kerja serabutan hanya untuk mencukupi kebutuhan anaknya yaitu malin kundang. Tetapi malin kundang setelah dewasa menjadi lupa diri kepada ibunya ia lupa akan perjuangan nya membesarkanya.
Jadi pesan yang terkandung hargailah setiap hasil jerih payah orang tua, walaupun belum cukup janganlah mengeluh tetaplah hargai apapun bentuknya karena dengan begitu orang tua akan merasa senang
3. Sebagai seorang anak haruslah berbalas budi kepada orang tua
Ketika orang tua sudah tua renta dan tidak bisa melakukan apa-apa, sebagai seorang anak haruslah berbakti kepada orang tua temani mereka di masa tuanya, sering-seringlah habiskan waktu bersama mereka,rawatlah seperti mereka merawat kita pada waktu masih kecil dan selalu menjaga nya setiap saat. Dengan begini orang tua akan merasa sangat bahagia bisa ditemani anak nya pada hari tua. tidak seperti malin kundang yang menelantarkan ibunya begitu saja sehingga ibunya merasa tersakiti dan akhirnya ibunya murka sehingga memberikan nya azab kepada anaknya yang berakibat anaknya berubah menjadi batu.
4. Selalu patuh terhadap nasehat orang tua
Nasehat dan omongan orang tua haruslah kita patuhi dan laksanakan. Setiap perkataan orang tua pasti memiliki alasan tersendiri dan pastinya juga demi kebaikan anaknya.
Jadi apapun perkataan orang tua janganlah kita lawan ataupun bantah karena selain dapat menjadikan kita sebagai anak durhaka bisa juga menjadi dosa jika kita melanggarnya.
Jadi turutilah perkataan orang tua, janganlah berkata kasar apabila kita tidak menyukainya, berbicaralah dengan sopan dan jangan sesekali membentak apalagi memukul orang tua.
Jangan menjadi seperti malin kundang yang berkata kasar sehingga menyakiti perasaan ibunya yang membuat dirinya menjadi durhaka
5. Buatlah orang tua selalu bahagia
Menyenangkan hati orang tua merupakan salah satu cara sederhana yang bisa kita lakukan. Hal yang bisa kita dapatkan agar orang tua kita senang sangat mudah sekali, bukan hanya memberikan harta atau apapun sesuatu yang berharga.
Tetapi hanya patuh dan nurut saja sudah membuat orang tua bahagia. Atau terlebih lagi suka berbakti kepada orang tua misalnya membantu orang tua memasak,memberikanya pijatan,ataupun membantu pekerjaan nya itu sudah lebih dari cukup untuk membahagiakanya. Karena orang tua tidak banyak berharap lebih dari anaknya yang mereka ingin hanyalah kita selalu patuh dan nurut kepadanya itu saja sudah membuat mereka senang.
Jika anda sudah bekerja dan mempunyai penghasilan tidak ada salahnya mengajak orang tua jalan-jalan atau membelikanya minuman dan makanan yang mereka sukai ataupun membelikanya baju kesukaan pasti akan membuat orang tua anda sangat bahagia sekali mempunyai anak seperti anda.
Itu saja pelajaran yang dapat kita petik dari cerita Malin kundang.
Semoga dapat memberikan manfaat dan bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut.