-->

Laporan hasil wawancara budidaya tanaman cabai rawit


I.Latar belakang
Siapa sih yang tidak tahu cabai rawit?
Tentu saja pada tau dong, cabai rawit biasanya diggunakan sebagai makanan pelengkap gorengan ataupun bisa menjadi bahan utama masakan rumahan seperti sambal goreng, nasi goreng,aneka sayuran,semur balado,dan masih banyak lagi.
Kebanyakan orang Indonesia kurang puas atau bahkan tidak enak jika makanan yang disantap tidak ada rasa pedasnya oleh karena itu cabai rawit banyak diserbu dipasaran, jangan heran kalau harga nya memang lumayan mahal perkilo nya karena harga permintaan sangat banyak. Selain menjadi pendamping masakan, cabai rawit juga memiliki manfaat untuk tubuh kita sendiri lho yaitu sebagai pembersih racun yang berada pada tubuh kita. Sebagai pecinta cabai mungkin akan lebih memilih membudidayakan sendiri dari pada harus membeli di pasar setiap hari. Bagaimana cara nya?
Simak penjelasan berikut
II.Maksud dan tujuan
1.Memenuhi tugas bahasa Indonesia
2.Mengetahui cara pengolahan cabe dan manfaat nya
3.Mengetahui manfaat yang didapat dari cabai rawit
4.Siswa dapat Mengetahui jenis-jenis cabe
5.Siswa dapat menjelaskan kembali secara lengkap mengenai informasi yang didapat
III.Waktu dan tempat
Pukul: 12.30 WIB
15 April 2019
Tempat: Kebun cabai Pak Renaldi
IV.Anggota Wawancara
Narasumber: pak Ilham
Ketua: Fikry
Sekretaris: Annisa Kresnawati
Juru Foto: Yulia sari
Juru video: Habil Rahman
Juru Rekam: Astri Tasutri
V.Percakapan Wawancara
Pewawancara: Permisi pak apakah saya boleh minta waktu untuk Wawancara dengan bapak?
Soalnya saya ada tugas Wawancara dari sekolah
Narasumber: iya boleh
Pewawancara: ada berapa banyak pohon cabe yang bapak tanam disini?
Narasumber: ada 25 pohon cabai rawit.
Pewawancara: wah lumayan banyak juga ya pak. Apakah ini bapak rawat sendiri? Dan akan bapak kemanakan jika semua sudah panen?
Narasumber: iya bapak rawat sendiri. Bapak membudidayakan cabek rawit untuk diolah menjadi makanan keripik pedas ada juga yang dijual.
Pewawancara: berapa harga cabe rawit yang bapak jual di pasaran  pak?
Narasumber: harganya bergantung dari musim  permintaan pasar sama hari raya sekitar 25-60 rb perkilo.
Pewawancara: memang harganya selalu berubah-ubah ya pak perkilonya.
Narasumber: iya tidak tentu juga.
Pewawancara: bapak menjual keripik pedas dijual kemana saja pak?
Narasumber: dijual ke toko-toko kelontong,pasar,mini market.
Pewawancara:mengapa bapak tertarik untuk mengelola keripik pedas?
Narasumber: karena bapak suka sekali keripik pedas ini, sempat dulu kepikiran ingin memiliki usaha membuat cemilan keripik jadi bapak usaha ini saja, selain suka dengan makanan nya bisa menghasilkan uang juga.
Pewawancara: apakah cukup pak 25 ta ana cabai dipakai untuk membuat keripik dan menjual cabai rawit?
Narasumber:sebenarnya sih kurang.tapi bulan-bulan ini bapak juga kepingin memperluas lahan nya nanti bapak akan menanam lebih banyak lagi supaya bisa mengelola nya lebih banyak lagi.
Pewawancara: bisa dijelaskan Pak bagaimana cara menanam tanaman cabai rawit ini?
Narasumber: pertama harus cari bibit cabe nya dulu, yang lebih mudah mah tidak usah beli benih karena pasti mahal harganya jadi mending ambil dari cabai yang segar saja kemudian dikupas lalu ambil biji nya terus keringkan oleh sinar matahari setelah itu ambil pot atau polybag untuk tempat sementara menanam cabe nya campur tanah dengan pupuk supaya biji nya lebih cepat tumbuh, tips dari bapak sebelum biji dimasukan alangkah baiknya direndam dengan air hangat aja dulu baru dimasukan, jangan lupa siram tiap hari lalu kalau sudah 1 bulan tumbuh besar pindahkan ke tanah yang lebih luas.
Pewawancara: berapa lama pak cabe sudah bisa dipanen?
Narasumber: tergantung cuaca sih nak soalnya beda-beda kadang ada yang cepat ada yang lambat,dilihat saja perkembangan nya apa sudah pantas di panen atau belum.
Pewawancara:  kalau begitu terimakasih ya pak atas Wawancara nya
Narasumber: iya sama-sama

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel